tulisan ini hanya sebuah paparan sederhana, yang kami buat
atas permintaan teman-teman aktivis FKMSB (Forum Komunikasi Mahasiswa
Santri Banyu Anyar), By : Homsil Adadi EF.
Ada
rasa geli ketika saya mendengar kata “perubahan”. Istilah tersebut seakan
menjadi jati diri yang terlupakan. Di kampus kita mengenal para
aktivis adalah sosok yang kritis dan senantiasa menunjukkan
dominasi peran di segala bidang, ide-idenya sangatlah
revolusioner yang membuatnya di segani bahkan di takuti berbagai
pihak. Namun akhir-akhir ini sosok seperti ini seakan mulai tidak terbaca
eksistensinya. Kondisi kini seakan semakin renta di makan usia, terjebak
sebuah persepsi "yang penting hadir" meski tidak berbuat
apa-apa. Mereka para ktivis kampus seakan memahami aperubahan dalam konteks
yang malas, untuk menciptkan perubahan dan cenderung
berprilaku sebagai artis kampus
Padahal
hakikat dari perubahan itu sendiri adalah dunia yang di dalamnya terjadi sebuah
proses kemajuan dan perbaikan yang berjalan secara dinamis. Sedangkan
mahasiswa adalah figur intelektual yang memiliki gagasan dan karya,
sebagai embrio lahirnya sebuah perubahan. Dengan nalar sehatnya mahasiswa
bisa menganalisa segala bentuk ketidakberesan yang terjadi, dengan bersikap
kritis tapi harus juga rasionalis. Ia di tuntut untuk bisa merubah keadaan
menjadi lebih baik dimanapun ia berada tanpa harus menunggu momentum, melainkan
ia harus bisa menciptakan momentum. Seorang mahasiswa harus siap
menghadapi tekanan, ancaman, himpitan yang akan ia temui. Seperti ketika
menyoroti kebijakan kampus yang di rasa kurang bijak, sehingga melahirkan
sebuah reaksi dari mahasiswa dan kondisi ini juga bisa memicu reaksi keras
sebagai bentuk perlawanan balik dari para pembuat kebijakan tesebut.sehingga mereka
yang memiliki keberanian dan jiwa yang kritis harus bisa bertindak secara
nyata, tanpa rasa takut dan kaku, menampilkan sebuah ide yang cerdas
bukan malah melakukan pengingkaran jati diri kita sebagai inzan
akademis.
Marilah
kita mulai untuk membangun sebuah budaya akademis dengan
memamfaatkan waktu luang kita secara cerdas untuk melakukan hal yang lebih.
Lihatlah kesempatan meski dalam kesempitan dan jadikan kesempitan tersebut
sebagai jawaban dari sikap apatis dan skeptis yang di alami manyoritas
mahasiswa. Menulislah jika anda harus menulis, berteriaklah jika harus
melakukan itu dan lakukan jika dengan hal itu anda bisa menciptakan perubahan.
bangun kemampuan kita untuk terus melakukan kajian-kajian ,observasi, inovasi
dan jadikan itu semua sebagai kegiatan sehari-hari. Karena seorang
mahasiswa harus bisa menujukkan kepekaannya baik di bidang politik, hukum,
filsafat dan lain sebagainya. Seorang mahasiswa yang baik harus bisa berbagi
gagasan dan menyumbangkan sebuah pemikiran serta menemukan solusi terhadap
masalah yang ada. masih banyak yang harus di lakukan untuk menjadi pribadi yang
banyak tahu, yang kemudian membuat kita menjadi pribadi mapan dalam keilmuan,
yang pada akhirnya kita akan tergerak untuk menciptakan perubahan
0 komentar:
Post a Comment