Sunday 13 September 2015

Perubahan, jati diri yang terlupakan

tulisan ini hanya sebuah paparan sederhana, yang kami buat  atas permintaan teman-teman aktivis FKMSB (Forum Komunikasi Mahasiswa Santri Banyu Anyar), By : Homsil Adadi EF.

Ada rasa geli ketika saya mendengar kata “perubahan”. Istilah tersebut seakan menjadi jati diri yang terlupakan. Di kampus kita  mengenal para aktivis adalah sosok yang kritis dan senantiasa  menunjukkan  dominasi peran  di segala bidang, ide-idenya sangatlah revolusioner yang membuatnya di segani bahkan di takuti berbagai pihak. Namun akhir-akhir ini sosok seperti ini seakan mulai tidak terbaca eksistensinya. Kondisi  kini seakan semakin renta di makan usia, terjebak sebuah persepsi "yang penting hadir"  meski tidak berbuat apa-apa. Mereka para ktivis kampus seakan memahami aperubahan dalam konteks yang malas, untuk menciptkan perubahan dan cenderung berprilaku sebagai artis kampus 
Padahal hakikat dari perubahan itu sendiri adalah dunia yang di dalamnya terjadi sebuah proses kemajuan dan perbaikan yang berjalan secara dinamis. Sedangkan mahasiswa  adalah figur intelektual  yang memiliki gagasan dan karya, sebagai embrio lahirnya sebuah perubahan. Dengan nalar sehatnya  mahasiswa bisa menganalisa segala bentuk ketidakberesan  yang terjadi, dengan bersikap kritis tapi harus juga rasionalis. Ia di tuntut untuk bisa merubah keadaan menjadi lebih baik dimanapun ia berada tanpa harus menunggu momentum, melainkan ia harus bisa menciptakan momentum. Seorang mahasiswa harus siap menghadapi tekanan, ancaman, himpitan yang akan ia temui. Seperti ketika menyoroti kebijakan kampus yang di rasa kurang bijak, sehingga melahirkan sebuah reaksi dari mahasiswa dan kondisi ini juga bisa memicu reaksi keras sebagai bentuk perlawanan balik dari para pembuat kebijakan tesebut.sehingga mereka yang memiliki keberanian dan jiwa yang kritis harus bisa bertindak secara nyata, tanpa rasa takut dan kaku,  menampilkan sebuah ide yang cerdas bukan malah melakukan pengingkaran jati diri  kita sebagai inzan akademis.
Marilah kita mulai untuk membangun sebuah budaya akademis  dengan memamfaatkan waktu luang kita secara cerdas untuk melakukan hal yang lebih. Lihatlah kesempatan meski dalam kesempitan dan jadikan kesempitan tersebut sebagai jawaban dari sikap apatis dan skeptis yang di alami manyoritas mahasiswa. Menulislah jika anda harus menulis, berteriaklah jika harus melakukan itu dan lakukan jika dengan hal itu anda bisa menciptakan perubahan. bangun kemampuan kita untuk terus melakukan kajian-kajian ,observasi, inovasi dan jadikan itu semua sebagai kegiatan sehari-hari. Karena seorang mahasiswa harus bisa menujukkan kepekaannya baik di bidang politik, hukum, filsafat dan lain sebagainya. Seorang mahasiswa yang baik harus bisa berbagi gagasan dan menyumbangkan sebuah pemikiran serta menemukan solusi terhadap masalah yang ada. masih banyak yang harus di lakukan untuk menjadi pribadi yang banyak tahu, yang kemudian membuat kita menjadi pribadi mapan dalam keilmuan, yang pada akhirnya kita akan tergerak untuk menciptakan perubahan


0 komentar:

Post a Comment

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com